Beranda / Artikel
Apa yang Diharapkan dalam Prosedur Rhinoplasty Kedua atau Ketiga
Beranda / Artikel
Apa yang Diharapkan dalam Prosedur Rhinoplasty Kedua atau Ketiga
Bedah hidung (rhinoplasty) adalah prosedur yang dapat mengubah bentuk hidung untuk meningkatkan keharmonisan wajah dan memperbaiki fungsi pernapasan. Namun, pada beberapa pasien, operasi pertama mungkin belum memberikan hasil yang diharapkan. Inilah mengapa bedah revisi hidung—yang sering disebut sebagai rhinoplasty kedua atau ketiga—menjadi pilihan.
Rhinoplasty kedua mungkin diperlukan jika ada ketidakpuasan secara estetika atau masalah pernapasan yang belum teratasi pada operasi pertama. Dalam kasus yang lebih kompleks, rhinoplasty ketiga (atau tertiary rhinoplasty) bisa saja dibutuhkan, terutama jika operasi sebelumnya telah mengubah struktur hidung secara signifikan atau menyebabkan jaringan parut dan gangguan fungsi.
Bedah revisi hidung semakin populer di seluruh dunia, khususnya di negara seperti Korea Selatan, di mana presisi estetika dan teknik bedah yang canggih sangat dijunjung tinggi. Banyak pasien internasional mencari dokter bedah revisi yang berpengalaman karena tingkat kesulitan prosedur ini yang cukup tinggi.
Di garis terdepan bedah revisi hidung di Asia adalah Kowon Bedah Plastik, yang berlokasi di distrik medis Gangnam, Seoul. Dikenal sebagai pusat penanganan kasus hidung yang menantang, Kowon menjadi tujuan global bagi pasien yang menginginkan hasil luar biasa, terutama untuk rhinoplasty sekunder dan tersier.
Meskipun operasi hidung (rhinoplasty) pertama biasanya memberikan hasil yang memuaskan, beberapa pasien merasa hasilnya belum sesuai harapan. Alasan paling umum untuk menjalani rhinoplasty revisi meliputi masalah estetika maupun fungsional.
Dari sisi penampilan, pasien mungkin melihat adanya asimetris pada hidung, ujung hidung yang terlalu terangkat, ujung hidung yang tampak mencubit, atau ketidakteraturan seperti benjolan atau lekukan. Masalah-masalah ini bisa muncul seiring waktu atau terlihat jelas setelah pembengkakan pasca operasi berkurang. Pada kasus lain, proses penyembuhan yang kurang baik atau teknik operasi yang terlalu agresif dapat mengubah bentuk hidung.
Secara fungsional, salah satu komplikasi yang paling mengganggu setelah rhinoplasty adalah kesulitan bernapas. Hal ini bisa terjadi akibat katup hidung yang kolaps atau septum (dinding pemisah lubang hidung) yang tidak sejajar. Dalam situasi seperti ini, koreksi fungsi hidung menjadi sama pentingnya dengan perbaikan penampilan.